Listrik Indonesia | Sejak berdiri pada 11 Juli 1987 hingga 2019, Tjahjadi tidak pernah duduk sebagai direktur utama di WEJ.
“Akhirnya saya memutuskan untuk masuk ke WEJ untuk membenahi kinerjanya secara menyeluruh. Terpaksa saya turun lagi menjadi direktur tunggal pada awal 2020 dan veto langsung di situ. Kinerja WEJ pada 2020 berbalik laba dari sebelumnya pada 2019 masih mengalami kerugian,” kata CEO Wisma Group Ir. Tjahjadi Aquasa.
Tjahjadi memasang target omset WEJ pada 2021 naik dua kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu. “Itu bukan sembarangan target, tetapi sudah terukur dengan data dan program. Data yang dimaksud adalah masalah kapasitas dan kapabilitas WEJ, sedangkan program adalah cara untuk mencapai target dan pengembangan kemampuan perusahaan.”
Pada awal 2021, WEJ menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk memajukan usaha melalui peningkatan pendapatan, laba bersh, dan memperbaiki indikator rasio keuangan. Pengembangan usaha dilakukan melalui berbagai program, seperti pengembangan marketing, produksi dan produktivitas, sumber daya manusia (SDM), fasilitas baik di workshop maupun di kantor. Di workshop melalui penambahan peralatan kerja dan mesin, sedangkan di kantor mencakup penambahan alat komunikasi yang lebih baik dan website interaktif dengan direct contact yang dinamis. Selain itu, alat transportasi dan pengembangan networking antarkomputer serta fasilitas internet untuk meningkatkan komunikasi dengan pihak eksternal.
Tjahjadi menambahkan bahwa untuk mencapai target kenaikan pendapatan dua kali lipat pada tahun ini telah dilakukan dengan beberapa cara.
Pertama, intensifikasi, yaitu peningkatan di wilayah yang sudah dilayani WEJ, PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Barat dan PLN UID Jawa Tengah. “Kami intensifkan lagi agar lebih banyak dapat pekerjaan dengan mengususlkan kepada kedua UID itu agar tidak hanya memelihara trafo, tetapi juga perbaikan trafo. Selama pandemi, keuangan PLN cukup terdampak sehingga berpengaruh terhadap belanja modalnya. Kami mengusulkan agar trafo yang rusak bisa diperbaiki, minimal untuk trafo satu kumparan dan ini sudah berhasil dan berjalan setengah tahun ini,” tuturnya.
Kedua, ekstensifikasi, yaitu perluasan pasar dengan masuk ke PLN UID Banten yang sudah berjalan dengan baik, yaitu untuk pemeliharaan dan perbaikan trafo.
Ketiga, segmen pasar baru, yaitu menggarap pasar swasta. WEJ harus memberikan perlakuan berbeda karena karakteristik pelanggan antara PLN dan perusahaan swasta berbeda-beda. Misalnya, swasta memiliki merek trafo yang bervariasi dan kapasitas lebih besar.
Keempat, diversifikasi jasa produk, yaitu dari pemeliharaan trafo distribusi mulai masuk ke jenis lainnya, yaitu untuk trafo power bertegangan tinggi dan berkapasitas lebih besar baik untuk pelanggan swasta maupun PLN.
“Kami tidak lompat langsung ke perbaikan trafo power, tetapi hanya pemeliharaannya, yaitu assessment dan tes minyak trafo, serta perbaikan seperti penggantian gasket, seal, dan purifikasi untuk menyaring minyak yang kualitasnya sudah turun. Jika kondisi minyak sudah buruk, WEJ melakukan langkah regenerasi minyak menggunakan peralatan mesin khusus. Kami bekerja sama dengan partner dar Malaysia yang sudah memiliki mesin di Indonesia dan dapat dioperasikan untuk regenerasi minyak trafo.”
Regenerasi minyak trafo untuk mengembalikan kondisi minyak yang sudah buruk sehingga kualitas minyak dapat dikembalikan fungsinya dan tidak perlu diganti karena harga minyak cukup mahal.
BERKAH PANDEMI
Tjahjadi melakukan rehabilitasi workshop dan pembelian peralatan baru. Order perbaikan trafo justru meningkat selama pandemi Covid-19. Bahkan, order perbaikan trafo sudah penuh sampai Juli 2021.
Selain harus profesional, imbuhnya, WEJ memiliki 3 prinsip. Pertama, respons cepat terhadap customer. Kedua, menjaga kualitas perbaikan trafo. Ketiga, menjaga kondisi cash flow tetap kuat.
Di tengah pandemi, PLN memprioritaskan perbaikan trafo dibandingkan harus mengganti yang baru untuk menghemat belanja modal. WEJ pun ditunjuk untuk perbaikan trafo milik UID PLN di Jawa Tengah dan UID Jawa Barat dengan kontrak 1 tahun.
Dia menuturkan bahwa komponen paling utama dari trafo adalah minyak (sebagai media pendingin). Selanjutnya pembebanan dan pengoperasian harus benar. “Jika kualitas minyak menurun, berpotensi meledak atau terbakar. Misalnya minyak terkontaminasi air, kondisif fault di kumparan trafo, akhirnya meledak, karena ada kandungan uap air atau partikel masa hidup. Trafo terkait erat dengan pemeliharaan, pengoperasian dan pembebanan, terutama pemeliharaan kondisi minyak trafo.”
Tjahjadi menuturkan WEJ mampu bertahan karena bekerja secara profesional dan memiliki filosofi kuat dalam perbaikan trafo. “Kami memiliki filosofi dan prinsip kuat serta keahlian mumpuni dibalut dengan profesionalisme tinggi dan pelayanan berkualitas, itu yang membuat kami bisa bertahan sampai saat ini.”
Pria kelahiran 1945 ini masih tetap semangat untuk membawa WEJ terbang semakin tinggi. WEJ akan memperluas segmen pasar swasta. Seperti halnya WEP di Surabaya dengan 42 karyawan kini 100% melayani perbaikan trafo swasta.
Kendati sudah memasuki usia 76 tahun, Tjahjadi masih memiliki semangat tinggi. Karakternya sebagai ‘sang penjinak tantangan’ yang sudah tertanam sejak muda, ternyata tidak pernah luntur hingga kini. “Ini berkah dari Tuhan, karena saya ini tipe pekerja keras. Memang kita tidak boleh berhenti baik secara fisik maupun otak untuk terus berpikir, fisik juga harus terus bergerak agar tetap sehat,” katanya.
Sejak mendirikan usaha pada 1974, Tjahjadi mampu membuat bisnis Wisma Group kian menggurita dengan menelurkan berbagai anak perusahaan. Lalu apa kuncinya bisa semangat sampai saat ini? “Tidak pernah bosan bekerja, semangat berkarya, tidak boleh menganggur.”
Dia memberikan pesan kepada generasi muda untuk terus berkarya dan bekerja, hidup teratur dan seimbang, kemudian jangan bawa masalah ke tempat tidur. “Itu kuncinya, tidak boleh stres, berserah diri kepada Tuhan dan ikhlas. Selalu tekankan bahwa kita akan happy.”
Keberhasilannya membangun kerajaan bisnis Wisma Group ini berkat filosofi yang terus dipegangnya hingga sampai saat ini, yaitu terus belajar, berkarya, dan mengajar (memberikan ilmu kepada orang lain) serta membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang. Wisma Group pun kini bisa menjadi wisma bagi para karyawan. “Saya selalu belajar, terus berkarya, dan mengajarkan kepada orang lain serta memberikan lapangan kerja bagi orang lain.”
sumber : https://listrikindonesia.com/tjahjadi_aquasa_founder_wisma_group_penakluk_tantangan_bagian_ii_8007.htm